November 25, 2024

DPRD Usulkan Hi Tech Mall Dikelola BUMD

 

Surabaya (suararakyatjatim) – Persoalan gedung eks Hi Tech Mall di jalan kusuma bangsa menjadi perhatian serius DPRD Kota Surabaya.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony mengatakan, gedung Eks Hi Tech Mall waktu dahulu dibangun dengan sistim BOT dengan maksud supaya pemerintah memiliki fasilitas gedung cukup representatif.

“Setelah masa periode selesai bisa digunakan untuk mendukung kegiatan perintah dalam pembangunan di berbagai bidang,” katanya, Kamis (1/10/2020).

Terkait gedung eks Hi Tech Mall THR disisi lain, dinilai memiliki perjalanan pasca dibangun mall maka muncul branding sangat kuat.

“Disini menjadi pusat perbelanjaan ITE terbesar di indonesia timur dan dikenal banyak vendor incas disini,” terangnya kepada suararakyatjatim.com.

Kehadiran eks Hi Tech Mall menjadi sebuah jawaban waktu itu dalam tanda kutip runtuhnya kursi pemerintah kota saat membangun WTC

“Word Trend Center (WTC) waktu itu dibangun di tengah kota lalu akhirnya tidak bisa mengakomodir perdagangan internasional akhirnya terluapkan di Hi Tech Mall ini,” kata Thony.

Untuk membranding ini, menurut ia sudah berapa lama Hi Tech Mall berdiri dan harus dihitung sebagai satu kapital bisnis oleh pemerintah kota yang tidak bisa diabaikan begitu saja karena ada satu histori kota tentang peradaban seni budaya muncul di THR juga baik itu ludruk, ketoprak, srimulat dan lainnya.

“Kesenian budaya ini dulunya muncul dikawasan ini (THR),” ungkapnya.

Hal itu dinilai wajar ketika sebuah gedung sampai sekarang ada sarana fasilitas pertunjukan seni dan budaya.

“Karena pemerintah masa lalu melihat bahwa potensi budaya itu menjadi penting,” ujarnya.

Menurut ia, ada bukti gedung kesenian masih ada menunjukan bahwa political will dari pemerintah kota.

“Waktu itu sedang melihat budaya sebagai satu variabel penting dalam proses kebudayaan. Sehingga difasilitasi dengan bangunan, gedung, dan kawasan, serta layout seperti ini,” imbuhnya.

Artinya di (eks Hi Tech Mall THR) ada nafas yang memberikan ruang kepada masyarakat ekonomi menengah bawah untuk bisa hadir dan hidup di dalam lingkungan tersebut.

Setelah meninjau potensi yang ada di eks Hi Tech Mall, kata Thony, pemerintah kota minimal harus melakukan sebuah kajian yang mendalam. Untuk mengambil keputusan perlu melibatkan para akademisi, praktisi, pelaku seni, budaya.

“Hi Tech Mall ini bisa saja dibuat seperti perusahaan daerah, begitu,” tutur Thony.

Hal penting lainnya, lanjutnya, kawasan ini bisa dijadikan kawasan konservasi budaya dan peradaban kota karena dekat tengah Kota Surabaya.

“Diharapkan bisa menjadi tempat kunjungan wisata. Seperti kenjeran, makam Wr Supratman, ampel, dan sejarah perjuangan kemerdekaan di peneleh,” pungkasnya.(why)