November 25, 2024

Bakol Pentol Gadaikan Kartu PKH Untuk Menyambung Hidup

Surabaya(suararakyatjatim) – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di masa pandemi Covid-19, membuat sulit perekonomian warga. Vita ibu rumah tangga usia 33 tahun, terpaksa menggadaikan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) miliknya, untuk menyambung hidup keluarga.

“Suami saya bekerja jualan pentol. Selama ini kan sekolah Wachid Hasyim tempat suami saya mangkal tutup karena sekolah daring. Jadinya pendapatan suami berkurang jauh,” terangnya saat di kunjungi Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya Anas Karno pada Senin (26/07/2021).

Vita menambahkan, untuk menyambung hidup dirinya bersama suami dan 4 anaknya, dia terpaksa menggadaikan kartu PKH ke seseorang secara sembunyi-sembunyi. “Yang saya gadaikan kartu ATM PKH untuk pengambilan bantuan. Saya gadaikan Rp500 ribu nanti saya nebusnya Rp550 ribu,” ujarnya.

Vita menceritakan kartu PKH tersebut digadaikan sejak 21 Juni 2021. “Jatuh temponya sebulan setelah itu. Dan sampai sekarang saya belum bisa menebusnya. Jadinya saya tidak bisa ambil bantuan dari pemerintah, seperti bantuan beras beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Dia berharap bantuan dari pemerintah. “Saya berharap bantuan UMKM dari pemerintah. Warga disini banyak yang berdagang dan sampai sekarang belum satupun yang menerima bantuan itu,” tandasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno saat mengunjungi dan memberikan bantuan kepada warga tersebut, mengungkapkan rasa keprihatinannya. “Saya dapat pesan WA dari warga ini dan prihatin atas kondisinya ditengah pandemi. Untuk makan saja sampai harus menggadaikan kartu PKH,” jelasnya.

Politisi PDIP Surabaya ini berharap kepada pemerintah kota, untuk lebih memberikan dukungan intervensi kepada keluarga yang terdampak pandemi Covid-19, terutama di masa PPKM Darurat. “Mereka kondisinya sekarang benar-benar sulit,” ungkapnya.

Dia juga berharap semua pihak untuk saling bantu meringankan beban warga terdampak. “Semoga pandemi ini segera berakhir agar kehidupan warga kembali normal. Tidak lagi dalam kondisi kesulitan ekonomi,” pungkasnya.(why)