Surabaya(suararakyatjatim) – Sebagai Anggota DPRD Kota Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am tak pernah berhenti bergerak memantau dan membantu setiap kesulitan warga. Hasil kesimpulan dalam pertemuannya dengan warga Kampung Nelayan Tangguh di Tambak Wedi, Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran sebetulnya sudah selesai.
“Belum Mas, kalau dibilang selesai itu pada permasalahan dan usulan umum saja. Saat ini , Saya masih terus berupaya untuk pembinaan dan pelatihan demi merubah budaya dan sudut pandang mereka,” ujarnya, Sabtu (23/10/2021).
Menurut Legislator Fraksi PDI Perjuangan ini, Kelompok Nelayan Tangguh Surabaya Utara yang meliputi Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Bulak dan Kecamatan Mulyorejo. Sudah diberi pelatihan dan pembinaan dalam meningkatkan pendapatan mereka.
“Namanya proses pembelajaran tidak bisa serta merta merubah perilaku seseorang seperti mudahnya membalikkan telapak tangan,” ungkap Abdul Ghoni.
Pria yang akrab disapa Cak Ghoni ini menegaskan masih melakukan pembenahan disisi sumber daya manusia (SDM). Setahap demi setahap dan membutuhkan kesadaran dari masyarakat nelayan ini demi peningkatan di berbagai sisi.
“Jadi kita pelan-pelan, tidak bisa serta – merta. Salah satunya begini, saat mereka mempunyai rejeki lebih hasil kerja keras mereka dihabiskan. Namun saat penghasilan menurun, mereka mengeluh kemana-mana. Disinilah secara halus kita mengedukasi mereka untuk berhemat, demi masa depan yang lebih cerah,” papar Ghoni kepada suararakyatjatim.com.
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini menambahkan, terkait keluhan para nelayan mahalnya harga bahan bakar. Dirinya memberikan solusi untuk bekerja sama dengan instansi terkait. Salah satunya pihak Pertamina.
“Mereka harus menyiapkan database yang lengkap dulu. Baru setelah itu kita bantu untuk mencari solusinya. Saya siap mendampingi, kapanpun mereka butuhkan,” tegas Ghoni
Dia menganalogikan bahwa sebenarnya kalau bisa bersinergi satu sama lain akan berdampak pada peningkatan ekonomi yang luar biasa. Baik bagi para nelayan sendiri maupun bagi Kota Surabaya.
“Nelayan yang ada di Surabaya Utara ini saja ada 900 nelayan. Kalau sehari saja mereka melaut, bayangkan berapa kebutuhan bakarnya. Berarti potensi perekonomian kan tinggi. Tinggal siapa yang mengelola ini,” tandas Abdul Ghoni. (why)