Surabaya(suararakyatjatim) – Sudah sepekan Pemkot Surabaya meresmikan Jalan Tunjungan sebagai destinasi wisata sejarah. Langkah Pemkot ini, mendapat perhatian dari Anggota DPRD Fraksi PSI Kota Surabaya Alfian Limardi yang telah menghidupkan kembali Jalan Tunjungan. Dengan nilai sejarah yang luar biasa serta menjadi titik dari pusat perekonomian Kota Surabaya, ia mengusulkan agar Jalan Tunjungan dapat dikemas sebagai market street yang mengusung produk lokal.
“Kami minta produk dan layanan di Jalan Tunjungan disesuaikan dengan merk lokal. Dengan menggunakan merk lokal maka dapat mempromosikan produk yang unik karena memiliki keunggulan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan terus berinovasi untuk mengembangkan produknya, serta menekan dampak lingkungan,” ucap Alfian, Kamis (2/12/2021).
Alfian menambahkan, UMKM di Kota Surabaya mengalami peningkatan sebanyak 40 ribu dalam kurun waktu satu tahun, artinya akan ada 40 ribu merk lokal baru dan berpotensi untuk mendongkrak perekonomian Kota Surabaya. Serta ia juga menyarankan selain penambahan jumlah UMKM, perlu adanya proses seleksi.
“Jumlah UMKM yang terlibat di Jalan Tunjungan perlu ditambah. Namun Kami menyarankan untuk memproses seleksi UMKM yang berkualitas dan memiliki produk yang menjadi khas Surabaya seperti rujak cingur, pecel semanggi, tahu tek, dan batik mangrove, agar produk lokal ini masih tetap ada,” imbuhnya kepada suararakyatjatim.com.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan sebelum pandemi tahun 2020, capaian kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kota Surabaya hingga Oktober Tahun 2019 sebanyak 23 juta orang dimana 1,2 juta adalah wisatawan mancanegara. Ini tentunya berpotensi untuk memperkenalkan Kota Surabaya ke wisatawan melalui produk UMKM.
Terakhir, Alfian selaku Dewan PSI ini berharap kebijakan ini dikemas lebih komprehensif agar jangan sampai ada stakeholder yang merasa terpinggirkan setelah ada kebijakan ini.
“Market street Jalan Tunjungan tidak sekedar untuk wisata kuliner. Namun harus bisa mengajak masyarakat dengan meningkatkan kapasitas warganya dan terbentuknya kolaborasi antar komunitas,” pungkas dia.(why)