November 25, 2024

Kasus Penderita DBD di Jatim Selama Januari-September Tembus 8.894 Jiwa

suararakyatjatim.com – Tercatat ada sebanyak 8.894 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di wilayah Jawa Timur dalam kurun waktu sembilan bulan, yakni mulai Januari hingga September 2022.

Hal itu disampaikan oleh dr. Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur. Ia menjelaskan dari jumlah tersebut, sebanyak 110 orang meninggal dunia karena DBD.

“Jumlah penderita paling banyak terjadi di bulan Januari yaitu sebesar 2.828 orang dengan jumlah kematian sebanyak 34 orang. Sedangkan pada Juli 2022 terjadi penurunan jumlah penderita yaitu sebanyak 616 orang dengan jumlah kematian sebanyak sembilan orang,” ucapnya, Rabu (28/9/2022).

Pada Agustus 2022 terjadi penurunan jumlah penderita lagi yaitu sebanyak 436 orang dengan jumlah kematian sebanyak tiga orang.

“Yang paling penting saat ini adalah fokus pada upaya pencegahan melalui PSN 3M Plus,” ujar dr. Erwin.

PSN 3M Plus adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD yaitu menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang). Sedangkan yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan menggunakan obat anti nyamuk.

Sebagai upaya mengendalikan penyakit DBD, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya antara lain mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur pada 22 September 2022 tentang Kewaspadaan DBD di musim hujan.

Selain itu, melalui Dinkes Jatim juga telah membuat surat ke Dinkes Kabupaten/Kota tentang penatalaksanaan DBD untuk disampaikan ke fasilitas layanan kesehatan daerah dan surat tentang kewaspadaan kenaikan kasus.

“Penekanan pada upaya pencegahan dan pelaporan 1×24 jam agar dapat segera dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh Puskesmas atau Dinkes Kabupaten atau Kota,” tambahnya.

Selain itu, Erwin mengklaim telah melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit DBD melalui media, di samping pelaksanaan surveilans kasus DBD di daerah serta persiapan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit tersebut.

“Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam mendadak tinggi, nyeri sendi, nyeri otot dan muncul bintik-bintik kemerahan di kulit, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” tuturnya.(why)