November 25, 2024

Dampak Rehab Pipa Jalan Aspal Rusak, Komisi C Panggil Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya

suararakyatjatim.com – Dampak dari pekerjaan rehabilitasi pipa PDAM diameter 600 mm sehingga menyebabkan jalan aspal rusak mengunung dan muncul luberan lumpur dari bekas galian pipa tersebut. Karena insiden tersebut Komisi C DPRD Surabaya memanggil pihak PDAM untuk rapat dengar pendapat (RDP) Rabu (2/8/23) terkait permasalahan tersebut. 

Arif Wisnu Cahyono Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya mengatakan, kita diminta untuk kordinasi dengan Bappeda Litbang (Bappeko) terkait dengan kegiatan tahunan. “Terkait dengan perencanaan kota itu gimana?. Apakah nanti gimana project nya, apakah OPD ada pekerjaan kalau bisa dikoordinasikan atau dikerjasamakan gitu”, terang Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya, Rabu (2/8/23).

Wisnu sapaan akrab Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya menambahkan, untuk pekerjaan rehabilitasi pipa PDAM tahun ini ada 18 kelurahan, untuk panjang pekerjaan 119 Km dan untuk anggaran nya sekitar Rp 146 miliar. “Untuk pekerjaan Oktober 2023 ini sudah selesai dengan progres pekerjaan saat ini sudah 60 persen, awal pekerjaan Maret 2023 dengan pelaksana pekerjaan PT Putra Petir Sulung (PPS)”, tambah Wisnu.

Lebih lanjut Dirut PDAM Surabaya mengatakan, memang dalam pekerjaan penanaman pipa menggunakan teknik HDD itu ada potensi-potensi hal seperti itu. Tapi itu kecil sebenarnya, karena kita sudah melakukan teknik seperti ini tahun ini sudah hampir 10 Km.

“Ini yang terakhir dengan metode HDD, di titik itu memang ada titik lemah, dan untuk pipa-pipa lainnya tetap lanjut dan di titik itu kita stop. Kita lanjut di titik sebelahnya nanti tinggal di koneksi saja manual”, paparnya.

Diwaktu yang sama Baktiono Ketua Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, Komisi C mengundang hearing tadi adalah terkait ada jalan rusak, ada jalan terganggu. Komisi C juga ikut bertanggungjawab dalam hal pengawasan dan koreksi. Penyebab utama adalah pemasangan jaringan pipa PDAM yaitu pipa sekunder, yaitu pemasangan ini untuk menganti pipa lama tahun 1954.

“Pipa itu memang masih berfungsi sampai sekarang, tapi harus dipersiapkan pengantinya yaitu bahannya HDPE yang baru, kalau yang lama itu full steel atau baja dan itu sering terjadi korusi dari luarnya. Karena tanah di Surabaya ini mengandung garam”, terang Baktiono.

Lanjut Baktiono, dari teknis pekerjaan itu sudah ada 170 meter lancar, memang ada beberapa tanah yang gerak, pas di daerah Pasar Kembang itu memang ada sedikit miss. Karena apa, itu sistem ditarik bukan digali. Saat ditarik disitu ada kontur tanah ada yang padat dan ada yang lembut, kalau di Kedungdoro kontur tanah yang digali kurang lebih 5 meter itu terdiri dari lumpur.

“Maka tadi dari hasil Komisi C saya saran kan sebelum digali itu harus diukur kepadatan tanah dan juga harus dihitung volume dari pipa dan panjang, paling tidak dikurangi dan disedot, sehingga kepadatan tanah tetap dan badan jalan tetap”, pungkasnya.(why)