Surabaya (suararakyatjatim) – Pada awal tahun 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang diatur dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Dalam pelaksanaanya, Perguruan Tinggi wajib memfasilitasi hak bagi mahasiswa (dapat diambil atau tidak) untuk, a) Dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi paling lama 2 semester atau setara dengan 40 SKS, b) Dapat mengambil SKS di program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama sebanyak 1 semester atau setara dengan 20 SKS. Selain itu, perguruan tinggi berperan dalam menyusun kebijakan/ pedoman akademik untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran di luar prodi. Dan membuat dokumen kerja sama (MoU/SPK) dengan mitra.
Pemerintah Kota Surabaya melalui Bagian Administrasi kerjasama memanfaatkan program MBKM dan bersinergi dengan beberapa kampus diantaranya ITS, UNAIR, UNESA, UNTAG, UNITOMO dan beberapa kampus lainnya di surabaya maupun diluar surabaya.
“Kita sudah memulai tahun lalu. Diantara Ruang lingkupnya adalah di bidang pendidikan, pemberdayaan masyarakat, praktek kerja Lapangan (PKL), riset / penelitian dan proyek kemanusian. Misalnya, kita kerjasama dengan UNESA dimana mahasiswa melakukan pendampingan dan pelatihan kewirausahan sentra wisata kuliner, mengajarkan DIGITAL MARKETING, pengemasan produk dan laporan keuangan”, papar Muhammad Kepala Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri Pemkot Surabaya.
Anggota Komisi A DPRD Kota Fatkur Rohman mengapresiasi program ini yang bisa dimanfaatkan dan berharap agar Pemkot Surabaya tidak hanya menampung dan memfasilitasi teman-teman mahasiswa, namun juga bisa memastikan bahwa sinergi ini bisa menjawab problem kota dan warganya.
“Sinergi ini juga harus bisa mensinkronkan potensi mahasiswa agar bisa menjadi solusi bagi problem pemkot dan warga surabaya. Misal, kampus ITS ada jurusan Teknik Informatika bisa melakukan penelitian perihal website layanan pemkot apakah ada yang masih kurang User Friendly misalnya di dispendukcapil atau perihal loading speednya, ini contoh aja”, jelas Fatkur kepada suararakyatjatim.com.
Menanggapi beberapa masukan yang ada, Muhammad berjanji akan menindaklanjuti untuk selalu menyeimbangkan antara kebutuhan mahasiswa dan juga kebutuhan pemerintah kota.
“Terima kasih pak masukannya, sebagaimana kerjasama kita dengan UNTAG perihal Hidroponik dan Urban Farming, kita sudah memulainya walau terus akan disempurnakan. Memanfaatkan MBKM ini untuk menguatkan program pemkot atau bisa membantu warga kota Surabaya”, tambahnya.
Di akhir diskusi, Fatkur Rohman yang juga wakil ketua Fraksi PKS Kota Surabaya ini mengingatkan agar pemerintah kota Surabaya bisa lebih menyempurnakan program ini dengan melibatkan narasumber yang berkompeten untuk dikolaborasikan dengan mahasiswa.
“Jika kita ingin belajar nyetir, guru terbaik adalah yang sudah sukses mengendarai kendaraan. Begitu juga jika pemkot ingin membangkitkan jiwa entrepreneurship warga surabaya, alangkah baiknya selain memanfaatkan mahasiswa di program MBKM juga mengahadirkan para entrepreneur sukses sebagai narasumber. Belajar dari orang sukses dan praktisi akan lebih mengena, ini juga akan baik bagi si mahasiswa juga”, pungkas Fatkur.(why)