November 26, 2024

Kota Metropolitan, Warga Surabaya Masih Andalkan ‘Melon Ijo’ untuk Kebutuhan Memasak

Surabaya (suararakyatjatim) – Perkembangan teknologi distribusi gas untuk rumah tangga belum juga bisa dinikmati masyarakat Surabaya secara keseluruhan. Saat ini, hampir masih 90-an persen lebih waarga tetap memanfaatkan gas untuk kebutuhan rumah tangga secara konvensional. Dengan membeli tabung gas, kemudian dipasang di alat pemasak (kompor).

Meski dari sisi kemanan masih cukup rawan, namun warga masih mengandalkan ‘Melon Ijo’ ( tabung gas 3 kg) untuk kebutuhan rumah tangga lantaran belum ada pipa yang mengalirkan gas ke rumah tangga meski dikabarkan cadangan gas di Jawa Timur cukup besar.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni SH mengaku, banyak warga yang berharap aliran gas dengan mekanisme pipanisasi gas masuk ke rumah-rumah mereka. Menurutnya, setiap kali reses (Jaring Aspirasi) di daerah Rungkut dan Gunung Anyar banyak warfga yang menanyakan kapan aliran gas rumah tangga yang langsung tersambung ke rumah tanpa melalui tabung akan terealisasi.

‘”Warga menilai, di samping lebih hemat juga aman bagi warga karena tidak perlu mengangkat tabung kesana kemari,” katanya, Kamis (20/5).

Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini menambahkan, sebagai ibu kota Jawa Timur, Surabaya layak menjadi percontohan aliran pipa gas langsung ke rumah tangga. Tentunya, kata dia, Pemkot Surabaya harus berkolaborasi dengan Pemprov Jatim untuk mewujudkan gagasan ini. Sehingga, kata dia, dimasa mendatang seluruh rumah di Surabaya sudah teraliri pipa gas rumah tangga.

”Di Rungkut dan Gunung Anyar sudah ada beberapa rumah yang teraliri gas rumah tangga yang disediakan oleh PGN, namun tidak merata, warga sudah merasakan manfaatnya jika dibandingkan dengan penggunaan tabung elpiji, kata dia.

Pihaknya mendapatkan informasi dari beberapa ahli migas, bahwa ketersediaan cadangan gas di Jatim cukup tinggi. Menurutnya, sesuai dengan perintah konstitusi cadangan gas alam tersebut harus digunakan sebesar besar kemanfaatan rakyat.

”Saya berharap Walikota berupaya penuh duduk bersama dengan Gubernur jatim dan stake holder gas baik BUMN seperti PGN, maupun perusahaan gas swasta yang lain untuk mewujudkan harapan warga Surabaya tersebut,” kata Toni.

Menurutnya, dengan duduk bersama dan niat baik, segala persoalan mengenai tresendatnya program aliran gas rumah tangga yang tidak terlaksana sesuai target, bisa diselesaikan.

”Apa saja hambatannya tentu akan terurai dan masyarakat akan mendapatkan manfaatnya. Insya Allah, saya meyakini, dengan kecakapan koordinasi walikota dengan semua pemangku kepentingan, gagasan yang selama ini mandek (jalan di tempat,red), akan segera terelaisasi, tidak sebatas angan-angan,” kata dia. (why)