Surabaya(suararakyatjatim) – Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Fatkhur Rohman mengapresiasi inovasi komunikasi digital yang dilakukan Pemkot Surabaya dengan warga. Dalam dengar pendapat online bersama Dispendukcapil, Kamis (4/11/2021), meluncurkan aplikasi ‘Swargaloka’ yang menjadi media publikasi suara warga dalam mengelola kebutuhan Adminduk.
Selain media publikasi, ujar Fatkhur, aplikasi tersebut juga memiliki podcast yang bisa menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten di bidangnya. Sehingga, kata dia, para pejabat baik dari Pemkot Surabaya maupun DPRD Surabaya bisa melakukan interaksi langsung dengan warga. Aplikasi ini, lanjut politisi PKS tersebut, bakal bisa diakses mulai 1 Januari 2022.
”Ini nyambung dengan semangat perwujudan Smart City dan menyambut trend dunia Digital dan trend transparansi, orang bisa mudah mendapatkan akses dan informasi,” katanya.
Pihaknya mendorong agar Dispendukcapil terus malakukan upgrade (perbaikan,red) aplikasi-aplikasi hinga nantinya benar-benar user friendly (mudah diakses dan dipahami). Fatkhur menambahkan, Komisi A akan berkoordinsi dengan Diskominfo terkait penguatan akses internet di kampung-kampung.
”Kalau sekarang sudah ada support internet di balai RW mungkin bisa dilanjut ke tempat-tempat strategis di kampung tremasuk balai RT, tempat ibadah dan lain-lain. Sehingga terobosan-terobosan terkait aplikasi di era digital yang bagus ini bisa terimplementasi bagus oleh warga, sosialisasi program terobosan ke depan juga akan lebih cepat. Alhamdulillah jika diikuti oleh OPD lain, karena masalah di warga itu banyak, misal soal pertanahan dan lain sebagainya,” kata dia.
Lanjutnya, dengan beragam permasalahan tersebut maka Podcast yang ada di Swargaloka harus benar-benar mampu menghadirkan para pemangku kebijakan. Selain menghadirkan Walikota dan Wakil Walikota untuk berinteraksi dengan masyarakat, Bappeko atau dinas-dinas lain, juga bisa dimanfaatkan menghadirkan anggota DPRD untuk menyampaikan ide dan gagasan-gagasanya bahkan menghadirkan Camat atau lurah sekaligus warga.
”Warga bisa dihadirkan untuk menyampaikan masalah-masalah yang masih dirasakan dan bagaimana dinas menyelesaikannya, agar seimbang,” terang dia.
Sebab, lanjut dia, problem surabaya ini tidak hanya adminduk, banyak sekali problem-problem yang lain seperti pendidikan, kesehatan, pertanahan, ijazah tertahan dan lain-lain.
”Alangkah baik sebenarnya jika ide ini bisa diperluas, kalau tiap OPD (dinas) membuat sendiri-sendiri, kayaknya juga tidak efektif, tapi ini awalan yang baik. Semoga ke depan Pemkot Surabaya punya Podcast yang bisa menampung semua topik, bisa dischedule misal senin tentang adminduk, selasa tentang pendidikan dan kesehatan, rabu tentang sosial dan seterusnya,” pungkas dia.(why)