November 25, 2024

Surabaya Level 1, Komisi D Dorong Pagelaran Seni Bisa Digelar Reguler

Surabaya, suararakyatjatim.com – Status Surabaya dipastikan PPKM level 1 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 18 Tahun 2022 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, Level 2, Level 1 di wilayah Jawa dan Bali.

Hal itu juga merujuk tren kasus Covid-19 menunjukkan penurunan setiap harinya. Sehingga beberapa fasilitas umum seperti Alun-Alun Kota Surabaya, pelaksanaan car free day, serta sejumlah taman kota kembali dibuka.

Dengan adanya pelonggaran aktivitas ini, Ketua Fraksi PSI Surabaya, Tjutjuk Supariono mendorong agar Pemkot Surabaya dapat kembali menggelar kegiatan pertunjukan seni budaya secara reguler dan berkala.

“Subsektor kreatif yang paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini adalah para pekerja seni. Saat saya turun ke lapangan, banyak seniman yang mengeluhkan bahwa mereka tidak ada pemasukan selama pandemi dikarenakan sepinya job,” kata Tjutjuk, Selasa (22/3/2022).

Memang banyak diantara mereka yang menggantungkan hidupnya dari pertunjukan seni. Sementara, pembatasan ketat memang sebelumnya diterapkan pada acara seni dan budaya untuk menekan penyebaran kasus Covid-19.

Menurutnya, dampak dari pandemi ini memaksa banyak seniman untuk beralih profesi menjadi tukang ojek online, berjualan sayur, dan menjual harta bendanya untuk menyambung hidup. Para pemilik sanggar pun banyak yang terpaksa menutup usahanya karena tidak ada pemasukan dari murid-murid yang sebelumnya belajar seni di sanggar tersebut.

“Melihat angka kasus covid-19 di Surabaya yang berangsur-angsur turun, saya mendorong agar Pemkot Surabaya dapat menghidupkan kembali seni dan budaya dengan menggelar pertunjukan seni secara berkala di Alun-Alun Surabaya, Balai Pemuda, maupun di Jalan Tunjungan,” ujar Anggota Komis D DPRD Surabaya kepada suararakyatjatim.com,

Di satu sisi, ia juga mengapresiasi adanya pertunjukan virtual yang sudah diadakan oleh Pemkot selama masa pandemi. “Namun, saya melihat bahwa antusiasme masyarakat tidak sebesar pertunjukan yang diadakan secara offline. Sudah terlalu lama para seniman menunggu kepastian untuk kembali melaksanakan pertunjukan seni,” tandasnya.

Selain itu, dalam rangka mewadahi dan memfasilitasi bakat seni di masyarakat, ia berharap adanya pembinaan dan perhatian secara intens yang diberikan oleh Pemkot.

“Sewaktu muda, saya dulu juga seorang musisi. Saya paham betul bagaimana susahnya kami untuk berkarya karena terkendala biaya. Saat saya bertemu teman-teman seniman milenial, permasalahannya pun masih sama, hanya mereka yang punya uang yang bisa bermusik,” jelasnya.(why)