November 25, 2024

Moncer Jelang Muscab Demokrkat, Herlina Diteror Isu Miring

suararakyatjatim.com – Program rekrutmen pekerjaan di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya untuk masyarakat miskin mendapat antusias warga .

Rekrutmen yang dimulai dari tingkat RT dengan mengedepankan keahlian (skill) dan kemampuan untuk masyarakat berpengasilan rendah (MBR) ini, dinilai cukup jitu untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Seiring berjalanya waktu, muncul kabar adanya tuduhan intervensi dari sejumlah pihak untuk memasukan  ‘orang-orangnya’ ke program tersebut.  Salah satu yang menjadi korban fitnah oknum tak bertanggungjawab tersebut adalah Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Herlina Harsono Njoto.

Herlina yang namanya moncer dalam bursa calon Ketua DPD Partai Demokrat Surabaya pada Musyawarah Cabang (Muscab) yang akan digelar bulan Juni tersebut, mengaku dituduh mencatut nama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk rekrutmen program tersebut. Dia mengaku heran dengan ‘teror’ WA dari nomer tak dikenal yang tiba-tiba masuk ke ponselnya.

”Tidak ada catut mencatut, semua warga MBR berhak mendaftar, itu termasuk program Wali Kota,” tegasnya membantah tudingan tersebut, Rabu (8/6/2022).

Herlina mengaku tidak mengetahui motif tudingan tersebut. Menurutnya, hal itu fitnah yang sengaja disebar untuk membunuh karakternya dan mengadu domba dirinya dengan wali kota. ”Terlalu!,” katanya.

Dia menegaskan, program wali kota adalah perluasan lapangan pekerjaan. Dan, katanya, kewajiban bagi kepala OPD memberikan pekerjaan untuk MBR karena secara tidak langsung warga MBR diundang oleh wali kota untuk dipekerjakan.

”Lucu kalau kemudian pertanyanya ada istilah catut mencatut, sebab wali kota sendiri yang mengundang warga untuk mendaftar. Silakan mendaftar melalui RT sebagai kepanjangan tangan pemerintahan paling dasar dan mengetahui kondisi masyarakatnya,” kata dia.

Menurutnya, perluasan kesempatan kerja itu kalau di provinsi bisa kepada gubernur, kalau di pusat bisa pada kementerian,” katanya.

Dia menambahkan, program wali kota tersebut tertuang dalam RPJMD dan bukan program anggota DPRD Surabaya.

”Kita hanya suport agar wali kota bekerja sesuai RPJMD yang sudah digariskan, jadi ndak catut mencatut, itu hanya isu yang sengaja dihembus untuk membunuh karakter.

Di sisi lain, dia mengakui jelang Muscab Demokrat Surabaya banyak sekali isu-isu miring, teror dan anggapan sinis mampir kepada dirinya. Di internal partai sendiri, Herlina juga terus ‘dibenjuti’ lantaran dianggap bakal bersaing dengan calon ketua incumbent Lucy Kurniasari.

Terbukti, tiga jabatan di DPRD Surabaya yang diembanya dicopot. Pertama sebagai Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem dan awal tahun ini dua jabatan di Banggar dan Banmus pun dicopot. Dengan perlakuan partai tersebut, Herlina justru banyak mendapat simpati dari PAC-PAC di Surabaya.

”Ndak masalah, toh kerja yang penting,” ujarnya sembari tersenyum.(why)