Jawa Timur (suararakyatjatim) – Usulan DPRD Jatim agar petani di Jatim membentuk koperasi, disambut baik Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur yang turut mendorong agar petani tembakau yang ada di Jawa Timur membentuk koperasi. Karena dengan terbentuknya koperasi maka banyak yang bisa diraih manfaatnya.
Terbentuknya koperasi, maka petani tembakau bisa berupaya meningkatkan kualitas tembakau dan nilai jual, program tunda jual, memiliki bargaining, bisa menjamin pasar, hingga kedepan juga bisa memproduksi sendiri.
Apalagi Jawa Timur memilik beragam jenis tembakau yang bisa dinikmati, mulai dari tembakau virginia, tembakau Na Oogst, tembakau Kasturi, tembakau Paiton, tembakau Madura, tembakau Jawa, hingga tembakau jenis White Burley dan Lumajang VO.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Karyadi mengatakan, pihaknya kini tengah merintis untuk program tunda jual khusus produk tembakau. “Jika di produk perkebunan kopi sudah ada program tunda jual, begitupula nantinya diterapkan juga pada produk tembakau,”katanya, Kamis (1/10/2020).
Beberapa waktu lalu, lanjut Karyadi, ada kabar kalau tembakau turun. Namun, setelah dicek di gudang pembelian tembakau ternyata harganya masih wajar Rp 31 ribu- Rp 46 ribu per kilogram.
“Yang turun itu, tembakau kualitas rendah. Kalau kualitas tembakaunya bagus ya, harganya masih bagus juga. Serendah-rendahnya tembakau non grade, harganya juga masih diatas Rp 20 ribu per kilogramnya,” tetangnya kepada suararakyatjatim.com
Selain itu, faktor cuaca juga bisa mempengaruhi kualitas dari tembakau. Apalagi saat ini musim kemarau basah. Sehingga kualitas tembakau kurang begitu bagus. “Ketika mau panen, ternyata hujan. Seperti di Madura juga sempat hujan, dan akhirnya menurunkan kualitas tembakaunya,” ujarnya.
Untuk tahun ini yang masuk kemarau basah, kata Karyadi, maka kualitasnya juga kalah dengan produksi tahun sebelumnya yang kondisinya kemarau tegas. “Tahun lalu, kemarau tegas, kering. Sehingga kualitasnya lebih baik dari tahun ini. Tahun lalu produksi juga banyak, ada 132 ribu ton tembakau,” katanya
Karena musim kemarau basa, maka areal lahan tanam tembakau juga tahun ini turun dibandingkan tahun sebelumnya. “Jika tahun lalu seluas 114 ribu hektar, dan tahun ini ada 97 ribu hektar.,” jelasnya.
Ia juga menginginkan ke depan, jika ada koperasi petani tembakau akan diarahkan untuk program Jatim Agro berupa Tanam Petik Olah Kemas dan Jual seperti produk perkebunan Kakao.
“Jadi tidak hanya di hulu, tetapi mereka bisa produksi di hilir. Tetapi juga tidak gampang, namun harus dilakukan. Sehingga tidak terlalu ada ketergantungan pada pabrik besar,” pungkasnya.(di/why)
Penulis: Agung Wahyudi
Editor: Dodik Wahyu