suararakyatjatim.com – Terhitung per 26 Februari 2023, kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji genap dua tahun usai resmi dilantik.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya Wali Kota Surabaya menyebut, selama dua tahun memimpin bersama Armudji wakilnya, berhasil menaikkan Indeks Reformasi Birokrasi hingga menurunkan angka kemiskinan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil meningkatkan kategori Indeks Reformasi Birokrasi menjadi A (sangat baik) dibanding sebelumnya BB (baik). Pelayanan untuk masyarakat menjadi lebih cepat.
“Sehingga di situlah saya meminta kepada seluruh jajaran Pemkot Surabaya untuk berani mengambil sebuah keputusan, berani tatap muka dengan orang untuk memberikan solusi,” kata Eri, Selasa (28/2/2023).
Capaian itu diraih dengan perbaikan dari sisi internal, juga peningkatan sistem menjadi elektronik, memudahkan layanan publik ke masyarakat, hingga memberikan keterbukaan informasi publik.
“Karena itulah saya minta semua laporan di pemkot itu berbasis elektronik. Sekarang kapan dalam sejarah seluruh nomor telepon pejabat dimasukan ke website dan media sosial. Sehingga orang tahu semua, kalau tidak di Surabaya. Karena pemimpin harus berani menghadapi masyarakatnya, kalau dia takut, maka jangan jadi pejabat. Karena kalau ada warga mengeluh, terus ke siapa,” sambungnya.
Eri mengingatkan, seluruh pejabat struktural sampai wali kota, harus solutif dan berani bertanggung jawab atas tugasnya.
“Dan perubahan-perubahan itu harus dilakukan dulu dari dalam (internal) reformasi birokrasi,” terangnya.
Selain itu, angka kemiskinan juga berhasil menurun. Anggaran setiap Perangkat Daerah (PD), mulai dinas, kecamatan hingga kelurahan harus berdampak pada pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
“Jadi saya minta paparan (secara periodik) berapa ribu orang miskin, pengangguran, yang sudah dibebaskan dengan anggaran itu. Maka dengan anggaran itu bisa kelihatan di tahun 2022, berapa pengangguran yang lepas, miskin ekstrem yang sudah lepas,” katanya.
Setahun terakhir mencatat, jumlah warga miskin di Kota Surabaya turun drastis. Awal tahun 2022, jumlah warga miskin di Surabaya mencapai 1,3 juta jiwa. Sementara hingga akhir Desember 2022, jumlah warga miskin turun menjadi 219.427 jiwa atau 75.069 KK.
“Maka tahun 2023 ini, 75 ribu KK saya minta sudah kerja semuanya. Dengan model padat karya dan sebagainya. Sehingga anggaran ini benar-benar tepat sasaran. Berarti di tahun 2023, kemiskinan ekstrem harus nol, stunting harus nol. Ini yang saya minta sehingga anggaran itu benar-benar tepat, tidak hanya menganggarkan,” ungkapnya.(why)