suararakyatjatim.com – Rapat Koordinasi digelar oleh Komisi D DPRD Kota Surabaya yang menghadirkan OPD terkait Pemkot Surabaya yakni Dinas Kesehatan terkait Pelayanan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit di Kota Surabaya.
Keterangan ini disampaikan Akmarawita Kadir Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, yang mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan sejumah laporan soal peningkatan kasus penyakit, sehingga memanggil dinas kesehatan di dalam rapat.
“Terkait ada beberapa laporan peningkatan kasus demam berdarah, flu Singapura, ISPA dan penyakit gondongan,” ujar Akmarawita Kadir ditemui seusai rapat, Jumat (03/05/24).
Khusus kasus demam berdarah seperti yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan dalam rapat, ada peningkatan 29 persen di akhir periode bulan April.
“Tapi untuk angka kematian 0 persen dan belum dikatakan KLB (Kejadian Luar Biasa). Dan sedangkan kalau kasus DBD sesuai kriteria itu peningkatannya 2 kalinya,” terang Akmarawita Kadir.
Jika dibanding dengan dengan kota kota lain seperti Jember dan Probolinggo, pihaknya menyebut sudah kejadian luar biasa (KLB). “Karena peningkatannya cukup tinggi,’ ungkap Akmarawita Kadir.
Surabaya secara umum, pihaknya melihat memang ada peningkatan, tetapi untuk pencegahan penyakit DBD dinilai cukup baik. Bahkan program pencegahannya sudah turun sampai ke Puskesmas, masyarakat, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Bumantik.
“Tapi kita tetap mengingatkan untuk prosedurnya sampai ke bawah,” tutur Akmarawita Kadir.
Dia mewanti wanti agar masyarakat, KSH dan bumantik tetap menjaga daerahnya masing masing untuk menekan jumlah kasus DBD. “Dan jangan sampai menimbulkan kejadian. kematian,” imbuh Akmarawita Kadir.
Oleh karena itu untuk program fogging dan 3M plus harus tetap terus dilakukan dan menjaga dengan baik, karena ada 10 kecamatan dan kelurahan paling terbanyak (Kasus DBD).
Menurut Akmarawita harus menjadi perhatian pemerintah kota supaya jangan sampai di 10 wilayah tersebut meningkat lagi.
“Kita akan meminta puskesmas untuk terus berkoordinasi dengan Bumantik maupun KSH,” tandasnya.
Adapun 10 wilayah terbanyak tersebut diantaranya Tandes, Sawahan, Benowo, Rungkut, Pakal Sambikerep, Tambaksari, Wonokromo, Tenggilis dan Kenjeran.
“Itu akan menjadi fokus kita bersama dan tidak menyampingkan daerah daerah lain untuk tetap pertahankan kebersihan dan 3M plusnya,” tutur Akmarawita Kadir.
Sementara itu, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengatakan, pihaknya bersyukur bahwa kasus DBD di Surabaya bisa dikendalikan tidak sampai melonjak seperti di wilayah kabupaten/ kota di Jawa timur.
“Jadi sampai akhir April kemarin kasus (DBD) ada peningkatan di bandingkan dengan tahun 2023 di periode yang sama,” ujar Nanik Sukrisna.
Tetapi, menurut ia, angka kenaikan hanya 26 persen yang masih dirasa aman dan. “Insya Allah aman jangan sampai terjadi KLB di kota Surabaya,” kata Nanik Sukrisna.
Meski demikian, kata ia, pihaknya tetap waspada dan menggerakkan masyarakat dan KSH untuk selalu melaksanakan pola hidup sehat dan lingkungan.
“Dan melalukan PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk) secara mandiri di wilayahnya masing masing,” pungkas Nanik Sukrisna.(ADV/why)