suararakyatjatim.com – Anggota DPS (Dewan Pendidikan Surabaya) Wahjoe Harjanto mengatakan, calon pemimpin Surabaya itu harus care atau peduli dan tanggap terhadap masyarakat terkait persoalan masalah pendidikan.
Hal itu dikatakannya ketika usai acara talkshow sebagai narasumber pendidikan yang digelar oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Surabaya berkolaborasi dengan JUDES (Jurnalis Dewan Kota Surabaya) dan Seksi Wartawan Surabaya PWI Jatim, yang bertajuk ‘Suroboyo Sopo Rek’ di lobby DPRD Surabaya, Kamis kemarin.
“Menurut kacamata dari Dewan Pendidikan, calon pemimpin Surabaya itu harus ada keberanian memprioritaskan pendidikan sebagai program utama,” katanya ketika diwawancarai oleh para awak media.
Wahjoe mengungkapkan, setiap kali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mendapatkan laporan dan keluhan dari masyarakat Surabaya karena selalu ada anak terancam tidak sekolah dikarenakan zonasi. Oleh karena itu, menurutnya calon pemimpin Surabaya itu harus care atau peduli terhadap pendidikan dan tidak ada lagi anak tidak sekolah karena PPDB.
“Kalau tidak ya kasihan, karena setiap kali PPDB pasti ada anak yang terancam tidak sekolah karena zonasi. Jadi, calon pemimpin Surabaya nanti harus konsen dan tanggap terhadap permasalahan pendidikan, karena pendidikan itu menentukan masa depan bangsa,” ungkapnya, Sabtu (10/18/2024).
Menurut Wahjoe, hanya good will (niat baik, red) dari calon pemimpin pengelola pemerintahan saja, yang berani menuntaskan tak ada lagi anak di Kota Surabaya yang tidak sekolah karena PPDB.
“Calon pemimpin Surabaya nanti harus benar-benar berani memperjuangkan masyarakat untuk pendidikan. Tahun kemarin setelah PPDB hampir tidak terdeteksi ada sekitar 3000 anak tidak sekolah. Bahkan tahun lalu pun hampir 4000, dan seharusnya ini tidak boleh terjadi lagi di Kota Surabaya,” tegasnya.
Wahjoe berharap, persoalan anak tidak sekolah karena PPDB di kedepannya harus ada solusi yang benar-benar lebih konkrit. Jika gedung SMPN masih terbatas, maka menurutnya, sebisa mungkin secepatnya ada subsidi untuk sekolah swasta agar dapat menampung yang tidak bisa masuk ke sekolah negeri.
“Harus ikut gratis juga, tanpa pungutan apapun seperti di sekolah negeri. Dan semoga itu adalah good will dari calon pemimpin Surabaya nantinya,” pungkasnya.(why)